Rabu, 05 Maret 2014

Jangan pelit untuk ber Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad telah diutus Allah menjadi Rasul-NYA. Allah telah memberinya keistimewaan dan kemuliaan untuk menyampaikan risalah. Bahkan Allah telah menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan pemimpin bagi para Rasul, para Nabi, para shalihin dan orang-orang yang bertaqwa.  Dengan atribut itu Allah menjadikannya pula  sebagai orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan yang benar. Maka pantaslah seorang muslim harus taat kepada Rasul-NYA, menghormati dan melaksanakan hak-hak istimewanya, salah satunya adalah ber-shalawat untuknya.

Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)

Abul Aliyah mengatakan :
“Sesungguhnya Shalawat dari Allah itu adalah berupa pujian bagi orang yang bershalawat untuk beliau di sisi malaikat-malaikat yang dekat” Imam Bukhari meriwayatkannya

Salam: Artinya keselamatan dari segala kekurangan dan bahaya. Karenanya dengan merangkaikan salam bersama shalawat untuk berdo’a, maka kita pun mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhapuslah apa yang kita takutkan. Jadi dengan ber-salam kepada Nabi Muhammad maka apa yang kita takutkan menjadi hilang karena kita merasa ada berdekatan dengan beliau sehingga bersih dari kelemahan dan dengan shalawat maka apa yang kita inginkan menjadi terpenuhi dan lebih sempurna. Subhanallah…

Hukum Bershalawat Kepada Nabi Saw

Kaidah ushul menyebutkan, asal perintah adalah untuk menunjukkan kewajiban. Dengan adanya kaidah ini, perintah Allah untuk bershalawat di dalam surat al Ahzab bisa difahami sebagai sebuah kewajiban.

Sebagaimana dikatakan oleh Al-Qodhi Abu Bakar bin Bakir berkata: “Allah swt telah mewajibkan makhluk-Nya untuk bersholawat dan salam untuk nabi-Nya, dan tidak menjadikan itu dalam waktu tertentu saja.

memperbanyak sholawat dan salam untuk beliau dan perintah di dalam ayat di atas dimaknai dengan sunnah yang berpahala besar.


Shalawat Nabi Disunnahkan Membacanya pada saat-saat tertentu

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah di dalam kitab Jila’ul Afham, menyebutkan 40 keadaan waktu yang disunnahkan untuk mengucapkan shalawat. Berikut ini Adalah 5 di antaranya;

1- Sebelum berdoa, sebagaimana disebutkan oleh Fadhalah bin ‘Abid: “Rasulullah sollallohu ‘alaihi wa sallam mendengar seorang laki-laki berdoa dalam sholatnya, tetapi tidak bersholawat untuk nabi sollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau bersabda: “Orang ini tergesa-gesa” Lalu beliau memanggil orang tersebut dan bersabda kepadanya dan kepada yang lainnya: “Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi, kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan.” [H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]

2- Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau, berdasarkan kepada sabda Rasulullah saw: “Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat untukku.” [H.R. Tirmidzi dan Hakim]

3- Dianjurkan memperbanyak shalawat Nabi pada hari Jum’at, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari ‘Aus bin ‘Aus: “Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai kepadaku……” [R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]

4- Ketika masuk dan keluar masjid, sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang diriwayatkan dari Fatimah ra, ia berkata:  “Rasulullah saw bersabda: “Bila anda masuk mesjid, maka ucapkanlah: ”Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu.” “Dan bila keluar dari mesjid maka ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan: “Dan permudahlah bagi kami pintu-pintu karunia-Mu.” [H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]

5. Ketika Shalat jenazah. Disyari’atkan bershalawat pada shalat jenazah setelah takbir yang kedua didasarkan atas hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, bahwa beliau diberitahu oleh seorang shahabat nabi; Bahwa sunnah di dalam shalat bagi mayat adalah imam bertakbir, kemudian membaca Fatihatul Kitab (surat al-Fatihah) setelah takbir pertama, kemudian bershalawat kepada Nabi saw (Hadis Shahih, diriwayatkan oleh an-Nasa’i dan yang lainnya)
Orang Paling Pelit Adalah Mereka Yang Tidak Mau Ber-shalawat

Mengingat benyaknya jasa Rasul kepada kita, tentu layak kalau kita mendo’akan beliau. Terlebih lagi karena do’a itu bukan hanya sema-mata untuk beliau sendiri, tetapi do’a tersebut juga berimabas untuk kita sendiri. Mengingat pahala bershalawat yang sedemikian besarnya, satu kalai bershalawat dibalas dengan kebaikan 10 kali lipat.

Ingatlah, ketika kita mengucap shalawat, banyak keutamaan dan pahala yang diberikan oleh allah kepada kita. Maka orang yang tidak mau mengucap shalawat kepada Nabi saw adalah sebuah tindakan yang sangat bodoh, bahkan termasuk kesombongan. Hal itu dicela oleh Nabi Muhammad sebagai orang pelit alias bakhil, seperti digambarkan di dalam riwayat dari sayyidina Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah saw bersabda: “Orang yang paling bakhil adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku.”

[H.R. Nasa’i, Tirmidzi dan Thabaraniy]

Subhanallah…  semoga kita tidak menjadikan diri kita pelit untuk berShalawat kepada Rasullallah SAW. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar